Serpihan Makna

Bukan bermaksud menghakimi, bukan juga membenarkan diri sendiri. Namun hanya mencoba memberi, memotivasi agar kita senantiasa mengevaluasi diri, agar menjadi pribadi yang lebih berarti…
Maaf, jika Saudaraku yang membaca tulisan di bawah ini akhirnya merasa pernah terlibat pada hal-hal di bawah ini, Ci tidak mempublikasikan identitasmu, Sahabat.

Sebuah kelas, seorang yang luar biasa berpesan saat melihat temannya akan ke musholla untuk sholat, “bilang ke Allah ya, kalau Aku masih hidup”.  Temannya menjawab, “Allah tidak perlu diingatkan tentang itu”…..

Pada sebuah tempat teduh yang dipenuhi hawa kedamaian, “tolong jangan terlambat, nanti menzolimi teman yang lain”.

Tak begitu dipermasalahkan jika yang berboncengan itu orang lain, bukan orang-orang seperti mereka. Ya, mereka berboncengan di motor. Sang positive thinking terus berusaha untuk tetap di pikiran ini, walau mereka, yang notabene memiliki pemahaman dan aplikasi ilmu agama yang lebih dibanding pemuda lainnya, bisa dilihat siapa saja dengan pakaian yang mereka gunakan tampak jelas berbeda dengan pemuda umumnya.

Dulu, beliau guru. Guru di sebuah sekolah Islam, guru di mesjid, guru di lingkaran-lingkaran ilmu. Dulu, saat berjalan di luar rumahnya, bermotor atau hanya berjalan kaki, beliau menyapa ramah siapa saja yang ditemuinya, yang ia kenal maupun tidak. Senyuman teduhnya selalu hiasi wajahnya. Bahkan orang-orangpun merasa segan, karena sering kali beliau yang pertama menyapa, walau orang yang disapanya tidak melihat atau tidak menjawab sapaannya. Kini, semua itu tidak berubah, tapi bertambah. Amanah, tanggung jawab beliau bertambah banyak. Kini sebuah mobil dinas membantunya dalam menjalankan amanah dari rakyat. Namun, Subhaanallaah, sapaan akrabnya tidak hilang. Di salah satu ‘kantor’nya, beliau dengan santai menyapa semua. Saat berkendara, beliau bahkan menurunkan kaca mobilnya dan menyapa ramah siapa saja, tua muda. Sebelum menyapa, tak lupa ia bunyikan klason mobil. Tak ada kesombongan. Semoga beliau senantiasa sehat dan diberkahi Allah.

Dan selanjutnya, hal lain akan mengalir, seiring berjalannya kehidupan…

One thought on “Serpihan Makna

Leave a comment